Taksonomi dan Morfologi Pasak Bumi
Menurut Susilowati (2008), kedudukan klasifikasi dari tanaman pasak bumi ini adalah sebagai berikut:
Bentuk tanaman ini pada umumnya adalah seperti layaknya pohon, dengan tinggi hingga mencapai 10 meter. Bentuk daunnya majemuk menyerupai ganjil, batangnya berwarna kuning, kulit batangnya keras, dan apabila dikonsumsi secara mentah maka rasanya akan terasa pahit. Nah, berikut adalah morfologi secara detail dari tanaman pasak bumi:
Biasanya tidak bercabang. Namun apabila ada yang bercabang, maka bentuknya menyerupai payung dengan kedudukan melingkar (rosette). Batangnya kokoh berwarna coklat keabu-abuan dan licin.
Bentuk daun tanaman ini adalah majemuk menyirip dengan jumlah ganjil. Biasanya panjang sekitar 0,3-1 meter dan anak daunnya berjumlah 20-30 pasang. Tangkai daunnya berwarna coklat kehitaman.
Bunga pada tanaman ini bersifat monoceus dan dioceus, tetapi umumnya sering dijumpai sebagai dioceus. Warnanya merah jingga, dengan lebar bunga sekitar 0,6 cm. Ujung bunga memiliki bulu halus dan benjolan kelenjar. Dalam hal ini, terdapat 2 kelompok tanaman paku, yakni berbunga jantan yang tidak mampu menghasilkan buah; dan tumbuhan betina yang mampu menghasilkan buah.
Buah dari tanaman ini tumbuh secara bergerombol dan mirip dengan tanaman kurma, tetapi ukurannya sangat kecil dan bentuknya mirip telur.
Bentuk akar dari tanaman ini sama halnya dengan akar pada tanaman pada umumnya. Pada bagian inilah biasanya dapat digunakan sebagai obat herbal, baik dengan cara direbus maupun diolah di pabrik secara khusus.
Budidaya Pasak Bumi Melalui Teknik Stek Pucuk
Perlu diketahui bahwa selama ini, industri obat-obatan herbal yang mana mengandalkan tanaman ini sebagai bahan baku hanya diperoleh dari alam saja tanpa adanya upaya budidaya. Hal tersebut tentu saja menyebabkan terjadinya penurunan populasi pasak bumi yang ada di alam. Tidak hanya itu saja, bahkan populasi tanaman ini di Indonesia telah masuk dalam kategori tanaman langka saking jarangnya ditemukan. Selama ini, masyarakat hanya mengandalkan biji di alam sebagai proses pertumbuhannya, padahal proses pertumbuhan dari tanaman ini sangat lambat.
Maka dari itu, terdapat penelitian akan budidaya tanaman pasak bumi dengan menggunakan teknik stek pucuk, yakni berdasarkan penelitian berjudul Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Melalui Teknik Stek Pucuk oleh Arida Susilowati dkk.
Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa proses budidaya dengan menggunakan teknik stek pucuk ini dapat tumbuh dan berkembang. Stek pasak bumi umumnya telah menunjukkan adanya perakaran pada umur 11 minggu hal ini terlihat pada saat kegiatan pengecekan akar. Sebagai organ penting maka keberadaan akar sangat menentukan kondisi stek, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan mikroteknik untuk mengetahui asal muasal perakaran stek.
Proses pembentukan akar stek pasak bumi dimulai dari sel-sel meristem pada kambium atau yang berada di antara atau di luar jaringan pembuluh dan aktif membelah setelah auksin dari tunas, rooting cofactor dan karbohidrat bergerak ke bagian dasar stek. Sel-sel tersebut kemudian berkumpul membentuk calon akar, jika terdapat luka akibat pemotongan maka sel-sel membentuk agregat massa sel yang disebut kalus. Massa kalus tersebut kemudian membelah kembali membentuk banyak kumpulan sel-sel meristem yang disebut primordia akar.
Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu pasak bumi dan serangkaian manfaatnya sebagai obat herbal. Apakah Grameds berminat untuk membudidayakan tanaman pasak bumi ini menggunakan teknik stek pucuk?
Susilowati, Arida, dkk. (2012). Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Melalui Teknik Stek Pucuk (Propagation Technique of Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Via Shoot Cutting). FORESTA: Indonesian of Journal Forestry I, (1).
Supartini dan Deddy Dwi Nur Cahyono. (2020). Rendemen Akar, Batang, dan Daun Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Sebagai Bahan Baku Obat Herbal. Jurnal Riset Teknologi Industri, Vol 14 (2).
WAYANG, bagi orang Jawa, merupakan pertunjukan sakral. Maka, dalam setiap pertunjukannya, harus lancar tanpa halangan. Kelancaran pertunjukan, tentu saja melibatkan dalang sebagai empunya pagelaran.
“Pertunjukan wayang kulit yang sesungguhnya adalah pertunjukan bayangan, Sang Dalang adalah personifikasi atau bayangan Tuhan itu sendiri, karena ‘Dia’ lah yang menggerakan kehidupan atau ‘cerita’ kehidupan ini,” kata Prapto Yuwono, pengajar Sastra Jawa Universitas Indonesia.
Seorang dalang tidak hanya mempersiapkan hal yang kasat mata, namun juga waspada terhadap gangguan yang tak kasat mata. Gangguan atau bahaya ini, tulis W. H. Rassers dalam Over den zin van Het Javaansche Drama (Makna dari Lakon Wayang Jawa), misalnya rubuhnya panggung wayang dan menimpa dalang.
Dan untuk menangkal gangguan tak kasat mata, dalang memiliki mantra khusus. Pengucapan mantra ini, dilakukan selama masa persiapan hingga saat pertunjukan akan dimulai. Setidaknya, ia perlu mendaras lima macam mantra.
“Aum awignam astu sing lelembut pedhanyangan sira ing [rumah dalang] kang kekiter kang semara bumi bujang babo kabuyutan. Allah rewang-rewangana aku, katekana sasedyaku, katurutana sakarepku. Umat lanang umat wadon, andhedulu marang aku, teka demen teka asih, asih saking kersane Allah, ya hu Allah, ya hu Allah, ya hu Allah,” tulis Ki Slamet Sutrisno dalam ‘Pedhalangan Jangkep’ seperti dikutip dari Wayang Cina-Jawa di Yogyakarta karya B. Sularto dan S. Ilmi Albiladiyah.
Dalam mantra pertama, dalang menyapa lelembut atau dhanyang yang ada disekitarnya. Menyapa dhanyang atau lelembut ini penting, sebab, tulis Frans Magniz Suseno dalam Etika Jawa, alam asli atau alam kasar bagi orang Jawa adalah buas, angker, penuh dengan roh tidak dikenal.
Dari situ, si dalang berjalan menuju rumah penanggap wayang. Sesampai dipanggung, ketika duduk didepan layar, ia mengucap mantra kedua. Kali ini, mantranya ditujukan kepada penonton yang sudah bersiap, supaya tenang dan tak beranjak dari tempatnya hingga pagelaran usai.
Mantra ketiga dan keempat diucapkan bersusulan, yaitu ketia ia membetulkan blencong –lampu minyak penerang layar- dan saat ia memukul kotak wayang pertama kali.
Gending berbunyi. Dalang mengangkat gunungan ditengah layar, kemudian perlahan diturunkan kembali. Cempurit (pegangan kayu) diletakkan di pangkuan, lalu ujung gunungan ditaruh dipinggir kotak sambil dipijit-pijit. Saat memijit gunungan itu, tulis Darmoko dalam laporan penelitian berjudul Unsur Mantra Dalam Lakon Wayang Kulit Purwa, dalang mengucap mantra pamungkas.
“Mumangungkung awakku kadya gunung, kul kul dhingkul, rep rep sirep, wong sabuwana teka kedhep, teka lerep, teka welas teka asih, asih saking kersane Allah,” seperti dikutip dalam Wayang Cina-Jawa di Yogyakarta. Pagelaran pun dimulai.
Mantra dalam wayang kulit berupa struktur kata-kata dengan mencampurkan beberapa bahasa. Percampuran bahasa tersebut biasanya berisi bahasa Sansekerta, Jawa Kuna dan Jawa Baru. Disini, pengulangan kata atau larik, catat Abdul Rozak Zaidan dalam Kamus Istilah Sastra, termasuk ciri mantra yang paling menonjol.
Mantra atau doa, catat Darmoko dalam laporan penelitiannya, yang diucapkan sejak awal pertunjukan dapat menimbulkan kekuatan batin bagi dalang.
“Oleh karena itu dengan berdoa yang ditujukan tentunya pasti kepada Sang Hyang Tunggal/Sang Hyang Tan Ana akan selamat kepada tujuannya yaitu menyampaikan makna atau amanat kemenangan kubu kebaikan melawan keburukan,” tulis Prapto Yuwono dalam surelnya kepada Historia.
Kekuatan batin itu menjadi bekal bagi dalang untuk menuntaskan pagelaran semalam suntuk, yang dimulai sekira pukul 21.00 sampai 05.00, dan jangan sampai pertunjukannya molor hingga fajar (karahinan) atau selesai sebelum waktunya (kebogelen).
Bagian Bunga dan Buah
Dapat digunakan untuk obat disentri.
Manfaat dan Khasiat Pasak Bumi
Tanaman pasak bumi merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki beragam manfaat dan khasiat. Manfaat yang paling terkenal dari keberadaan tanaman ini adalah sebagai obat kuat bagi pria. Lalu, apakah manfaat dan khasiatnya hanya sebatas itu saja? Tentu saja tidak!
Yuk, simak uraian berikut mengenai apa saja manfaat dan khasiat dari tanaman pasak bumi.
Syarat Tempat Tumbuhnya Pasak Bumi
Tanaman ini biasanya dijumpai di tanah masam dan berpasir yang memiliki drainase tanah baik. Umumnya, tanah tersebut terletak di hutan yang berdekatan dengan pantai, baik itu hutan primer maupun hutan sekunder.
Pasak bumi juga dapat ditemukan di daerah pegunungan bukit dengan pematang dan daerah berlereng, terutama yang memiliki temperatur rata-rata 25 derajat Celcius serta kelembaban udara sekitar 86%. Selama masa perkembangannya, tanaman pasak bumi ini membutuhkan banyak sinar matahari terutama untuk membantu perkembangan vegetatif dan sistem reproduksinya. Pasak bumi akan berbunga dan berbuah sepanjang tahun, yakni sekitar bulan Juni sampai Juli, sementara buahnya akan masak pada bulan September.
Menambah Gairah Seksual
Sebelumnya telah diuraikan bahwa tanaman ini memiliki kandungan senyawa etanol yang mana memiliki fungsi sebagai afrodisiak, yakni untuk meningkatkan libido atau gairah seksual terutama bagi pria. Tanaman ini dinilai mampu merangsang produksi dan kinerja akan hormon testosteron yang merupakan hormon seks bagi kaum pria.
Apabila seorang pria kekurangan hormon testosteron ini, tidak hanya berdampak pada hasrat seksual saja, tetapi juga akan menjadi penyebab terjadinya disfungsi ereksi hingga gangguan kesuburan pada pria. Beragam penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi ekstrak pasak bumi terutama bagi pria maka dapat meningkatkan hormon testosteron dan gairah seksualnya.
Tidaknya itu saja, apabila mengkonsumsi ekstrak tanaman ini secara rutin juga dapat meningkatkan volume, konsentrasi, dan pergerakan dari sperma, sehingga dapat meningkatkan kesuburan bagi pria.
Banyak penelitian mengenai tanaman ini yang menyatakan bahwa tanaman ini ternyata mampu meredakan stress. Yap, tanaman ini memiliki kandungan tertentu yang mampu menurunkan hormon kortisol di tubuh. Hormon ini biasanya akan diproduksi ketika seseorang sedang mengalami stress. Tidak hanya itu saja, dengan mengkonsumsi ekstrak tanaman pasak bumi juga dipercaya dapat memperbaiki mood seseorang.
Faktor Kelangkaan Pasak Bumi
Sayangnya, saat ini banyak hutan yang dibabat habis oleh manusia tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan keberadaan pasak bumi menjadi langka. Pembabatan hutan tersebut biasanya meliputi kegiatan penebangan, pengangkutan, dan pembuatan jalan. Padahal, keberadaan tanaman pasak bumi dinilai sangat menguntungkan bagi manusia, terutama penduduk lokal karena dapat menjadi obat herbal.
Kebanyakan penduduk lokal belum mampu membudidayakan pasak bumi sebab pertumbuhannya sangat lambat, sehingga mereka mengandalkan biji di alam saja.
Mengenal Apa Itu Pasak Bumi
Pasak Bumi atau biasa disebut dengan nama Tongkat Ali merupakan tanaman yang masuk dalam ordo Sapindales dengan nama latin Eurycoma Longifolia. Tanaman ini biasanya ditemukan di hutan wilayah Asia Tenggara, meliputi Indonesia dan Malaysia. Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan pertumbuhan yang lambat, umumnya memiliki tinggi sekitar 15-18 meter dan mulai berbuah pada umur 2-3 setelah ditanam. Umur dari tanaman ini bahkan dapat mencapai 25 tahun, tetapi apabila digunakan untuk kebutuhan komersil maka biasanya akan dipanen pada umur 4 tahun.
Di daerah dataran rendah Sumatera dan Kalimantan, tanaman ini dianggap sebagai tumbuhan liar saking banyaknya jumlah yang ada. Maka dari itu, tanaman pasak bumi memiliki beragam nama lokal, sebut saja Tongkat Ali, Lempedu Pahit, Bedara Puteh, Tongkat Baginda, Akar Jangat Seinang, Tungke Ali, Tung Saw (Thailand), Muntah Bumi, dan masih banyak yang lainnya.
Akar dari tanaman ini lah yang paling disebut berkhasiat, karena dianggap dapat menjadi jamu untuk obat kejantanan pria. Namun tidak hanya itu saja, bagian akarnya juga sering digunakan untuk meredakan nyeri pada lambung, memperbaiki nafsu makan, menyembuhkan sakit demam, hingga menghambat sel kanker payudara.
Berdasarkan pengkajian farmakologis yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia, tanaman pasak bumi ini memiliki kandungan 4 senyawa penting yakni:
Melalui berbagai penelitian yang berkembang, ternyata kulit dan batang dari tanaman ini dapat digunakan untuk obat sariawan, demam, sakit tulang, cacing perut, hingga sebagai tonik pasca melahirkan. Kemudian untuk bagian daunnya dapat digunakan sebagai obat sakit gatal. Lalu, bagian bunga dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala, nyeri tulang, dan sakit perut. Wah, sangat beragam ya khasiat dari tanaman ini! Pantas saja disebut sebagai tanaman herbal!
Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker dan Menyembuhkan Berbagai Penyakit
Perlu diketahui bahwa di dalam tanaman ini memiliki 4 kandungan senyawa yang baik untuk obat. Tiga dari empat kandungan senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Sebut saja kandungan senyawa Canthin yang diketahui memiliki efek anti-kanker, sehingga mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker di tubuh. Kemudian ada juga senyawa turunan Eurycomanone, berfungsi sebagai anti malaria. Senyawa turunan ini diketahui mampu menurunkan tekanan darah, membasmi parasit plasmodium yang menjadi penyebab malaria, dan membunuh bakteri. Kemudian, ada juga senyawa Quassinoid yang berfungsi sebagai anti leukimia dan prospektif untuk anti HIV.
Meningkatkan Massa Otot
Manfaat tanaman ini sebagai obat herbal adalah untuk meningkatkan massa otot dan performa fisik. Terdapat sebuah riset yang menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi ekstrak pasak bumi sebanyak 100 mg per hari selama 5 minggu, maka hasilnya dapat meningkatkan massa dan kekuatan otot terutama bagi pria.
Meskipun demikian, jika Grameds hendak menjadikan ekstrak tanaman ini sebagai suplemen penambah massa otot, lebih baik lakukan konsultasi terlebih dahulu ya dengan dokter.